Thursday, January 30, 2014

Harga saham INTA diproyeksi Rp350-500/saham



J Erna
Selasa,  10 Desember 2013  −  14:52 WIB
Sindonews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan harga saham PT Intraco Penta Tbk (INTA) untuk 12 bulan sekitar Rp350-500 per lembar saham. Harga saham INTA saat ini di level Rp260 per lembar saham.

Proyeksi harga saham tersebut didukung dimulainya tren peningkatan harga batu bara sejak akhir Oktober tahun ini, dimana harga komoditas tambang itu kembali berada di atas USD80 per ton.

"Selain itu, datangnya musim dingin mendatang di sejumlah negara yang dapat meningkatkan permintaan batu bara," kata analis Pefindo Guntur Tri Hariyanto dalam risetnya, Selasa (10/12/2013).

Di samping itu, meski produksi alat berat menurun sebesar 28 persen sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini seiring dengan menurunnya produksi yang diperkirakan sekitar 20 persen, namun jasa penyewaan INTA menyediakan alternatif bagi pemilik bisnis.

"Hal itu memungkinkan mereka untuk mengantisipasi siklus bisnis yang lemah," ujar dia.

Perseroan berencana memperkuat bisnis jasa penyewaan dan menambah sekitar 30-40 unit alat berat untuk disewakan pada tahun ini. Pendapatan sewa tercatat melonjak 45 persen sepanjang sembilan bulan pertama 2013.

Agka itu lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang naik 77 persen, namun kontribusi bisnis meningkat menjadi 5,3 persen dibanding 2011 sekitar 2,5 persen.

"Meskipun pendapatan menurun 14 persen di 2012 dan turun 5 persen di sembilan bulan pertama tahun ini, kami memperkirakan INTA membukukan pertumbuhan moderat sekitar 6 persen," prediksi Guntur.

Hal itu mempertimbangkan adanya indikasi permintaan alat berat akan sedikit rebound. Selain itu, bisnis sewa guna usaha (leasing), suku cadang (spareparts) dan pemeliharaan alat berat (maintenance) diprediksi akan tumbuh positif.

Pefindo memproyeksikan, pendapatan INTA di penghujung tahun bisa mencapai Rp2,74 triliun atau naik 5,4 persen dibanding tahun lalu senilai Rp2,6 triliun.

Akibat menyusutnya permintaan global dan jatuhnya harga komoditas yang berlangsung lama, perseroan diprediksi akan membukukan kerugian sebesar Rp222 miliar di akhir 2013, sedangkan tahun lalu mencatat laba bersih senilai Rp30 miliar.

Sementara pada kuartal III/2013, perseroan mencatat rugi Rp165 miliar dengan pendapatan tercatat sebesar Rp1,96 triliun.

Namun mulai membaiknya harga batu bara dan permintaan akan memberi imbas positif pada tahun depan. Diprediksi laba bersih perseroan pada 2014 bisa sama dengan tahun lalu, yakni Rp30 miliar, dengan pendapatan meningkat menjadi Rp3,16 triliun.

(rna)

Prospek Selamat Sempurna diproyeksi menjanjikan



J Erna
Kamis,  2 Januari 2014  −  15:02 WIB
Sindonews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) pada tahun ini memiliki prospek yang menjanjikan seiring meningkatnya pertumbuhan penjualan mobil. 

Analis Pefindo Guntur Tri Hariyanto mengatakan, meski pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan akan turun di bawah 6 persen karena diterpa isu defisit transaksi berjalan, tingginya inflasi dan depresiasi rupiah, namun penjualan mobil akan sama dengan tahun lalu atau sekitar 1,2 juta unit.

"Program LCGC (low cost green car) diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan mobil, dimana pada November sudah terjual hampir 37.000 unit," kata dia dalam risetnya, Kamis (2/1/2013).

Di samping itu, menurut Guntur, kegiatan investasi emiten yang bergerak di bidang suku cadang automotif ini cenderung meningkat. Pada 2012-2013, perseroan melakukan investasi Rp237 miliar.

Pada tahun itu, perseroan mengakuisisi perusahaan afiliasinya yang memproduksi karoseri, PT Hydraxle Perkasa (HP) dan tahun lalu kembali mengakuisisi perusahaan afiliasi lainnnya, yakni PT Selamat Sempana Perkasa (SSP) yang merupakan pemasok komponen karet dan lainnya dan PT Prapat Tungga Cipta (PTC) yang menjadi distributor tunggal SMSM di pasar domestik.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, akusisi SSP dan PTC memberi kontribusi sekitar 5 persen terhadap pendapatan dan 8 persen untuk laba bersih perusahaan.

Selain itu, perseroan juga berencana memperluas segmen pasar konstruksi bekerja sama dengan Sueyoshi Co Ltd untuk memproduksi tangki bahan bakar dan tangki hidrolik untuk segmen konstruksi.

"Kami mengekspektasikan SMSM akan meneruskan pertumbuhan pendapatan yang positif, meski pertumbuhan tahun ini terutama dengan cara anorganik," ujar dia.

Sementara dengan membaiknya ekonomi global, terutama Amerika Serikat (AS) dan negara berkembang di Asia, dia memperkirakan, penjualan ekspor akan tumbuh 8 persen pada tahun ini. Sedangkan di pasar domestik, LCGC akan mendorong penjualan suku cadang mobil SMSM di tengah memanasnya suhu politik di Tanah Air. Pefindo optimistis industri automotif Tanah Air masih tetap terjaga.

"Kami percaya bisnis SMSM memiliki msa depan yang cerah dengan berbagai peluang di depan, terlebih didukung kemampuan dalam mengelola lingkungan bisnis yang menguntungkan," tutur dia.

Hingga penghujung 2013, Pefindo memproyeksikan SMSM bisa membukukan penjualan sebesar Rp2,33 triliun dengan laba bersih Rp261 miliar. Kinerja ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, dimana SMSM membukukan penjualan Rp2,16 triliun dengan laba bersih Rp233 miliar.

Sementara pada tahun ini, Pefindo memprediksi bahwa SMS bisa membukukan penjualan mencapai Rp2,59 triliun, dengan laba bersih meningkat menjadi Rp405 miliar.

Harga saham perseroan untuk 12 bulan diperkirakan akan berada pada kisaran Rp3.500-3.800 per saham. Pada perdagangan hari ini, harga SMSM dibuka pada level Rp3.550 per saham dan pada pukul 15.00 WIB, harga saham perseroan meningkat menjadi Rp3.625 per saham.   

(rna)

Indeks Pefindo 25 Ditargetkan Tumbuh 15%




neraca.co.id, Selasa, 28/01/2014

NERACA

Jakarta – Tahun ini, Lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengincar pertumbuhan indeksnya yaitu Pefindo 25 dapat tumbuh 12%-15% atau diharapkan dapat tumbuh seiring kenaikan target pertumbuhan IHSG.

Analis Pefindo Guntur Tri Hariyanto mengungkapkan, sepanjang tahun 2013 lalu, kinerja indeks Pefindo 25 mengalami penurunan sangat drastis dari pada indeks-indeks lainnya yang ada di bursa. Pada tahun lalu posisi Indeks Pefindo25 tercatat di level 358.5 atau anjlok 23,7% jika dibanding posisi akhir tahun 2012 di level 469.9,”Pergerakan indeks Pefindo 25 turun dibandingkan indeks lain di 2013 karena memang saham-saham di indeks ini karakternya tampak turun cukup dalam presentasenya. Namun, kami optimis pada 2014 IHSG akan bagus dan indeks kita juga akan ikut bagus dan melebihi indeks lainnya”, ungkapnya di Jakarta, Senin (27/1).

Secara historikal, kegiatan pemilu selalu memberi dampak positif bagi indeks. Kendati pada 2013 lalu, indeks Pefindo mengalami penurunan yang paling anjlok dari indeks lainnya, namun dia yakin tahun Pemilu 2014 akan membantu indeks Pefindo 25 kembali naik.

Berdasarkan data Pefindo, IHSG tercatat turun sebanyak 0,99% ke level 4274,2 dibandingkan tahun sebelumnya yakni 4316,7. Indeks LQ 45 menurun sebanyak 3,25% dari 735,0 ke level 711,4 sepanjang tahun lalu. Sementara Kompas 100 mengalami penurunan sebanyak 3,83% dari 946,3 ke level 910,1.

SMI Infra 18 dan Bisnis 27 masing-masing menurun 1,55% dan 1,86%. Sedangkan Infobank 15 dan MNC 36 masing-masing mengalami penurunan sebesar 2,38% dan 0,48%. Hanya indeks Sri Kehati yang mencatat kenaikan 0,94%, dari level 231,1 pada 2012 ke level 233,3 hingga akhir 2013.

Lebih rinci analis Pefindo lainnya, Achmad Kurniawan Sudjatmiko menjelaskan, saham emiten yang tercatat di indeks Pefindo 25 sensitif terhadap sentimen negatif pasar selama 2013. Meski begitu, dia cukup yakin investor tetap dapat menjadikan Pefindo 25 sebagai acuan alternatif untuk melakukan investasi.

Dalam kurun waktu dari 2010 hingga 2012, indeks Pefindo 25 memiliki return hingga 40%. Namun, senada dengan Guntur, dia mengakui bahwa pada 2013 kemarin, saham Pefindo 25 turun karena memang saham-saham yang masuk kategori Pefindo 25 bukanlah saham-saham yang nilainya mahal.

Saham emiten yang menempati indeks Pefindo 25 terdiri dari perusahaan kecil dan menengah yang diseleksi dengan kriteria tertentu. Adapun proses seleksi saham Indeks Pefindo 25, aset tidak melebihi Rp5 triliun, tingkat pengembalian modal sekurang-kurangnya sama dengan rata-rata ROE seluruh emiten, memperoleh opini akuntan berupa wajar tanpa pengecualian, dan telah tercatat di bursa sekurang-kurangnya 6 bulan.

Sementara sisanya dilihat berdasarkan likuiditas seperti volume transaksi, frekuensi transaksi, nilai transaksi, jumlah hari perdagangan, dan jumlah floating share. Adapun saham baru yang masuk pada periode 1 Februari 2014-31 Juli 2014 adalah PT Bisi International Tbk, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, PT Nippon Indosari Corporindo Tbk, PT Sarana Mediatama Metropolitan Tbk, PT Surya Citra Media Tbk, PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (nurul)